Sabtu, 12 Februari 2011

TAHAPAN MEMBUAT PRAKIRAAN CUACA

Gambar Seorang Forecaster Sedang Membuat Prakiraan Cuaca

Memprakirakan cuaca tidaklah mudah, karena cuaca itu sendiri merupakan fungsi ruang dan waktu F(x,y,z,t), karena disamping harus memahami sifat fisis atmosfer dan dinamika atmosfer diperlukan juga pengalaman dan keberanian dalam membuat keputusan suatu prakiraan.

Mekanisme membuat prakiraan cuaca yang sesuai dengan standar Internasional (WMO, World Meteorological Organization) adalah sebagai berikut :

  1. Memperhatikan unsur cuaca 24 jam yang lalu, dan unsur cuaca yang sedang terjadi (peta synoptik dan upper wind), dimaksudkan untuk memantau apakah ada unsur cuaca yang ekstrem;
  2. Membuat kontur tekanan udara, untuk mengetahui sumber massa udara yang mendukung pertumbuhan awan;
  3. Membuat gambar angin (streamline) pada lapisan permukaan hingga pada lapisan 20.000 feet / 6.096 meter bahkan lebih, untuk memantau pergerakan massa udara apakah massa udara tersebut ikut berinteraksi dengan massa udara pada daerah yang dilalui;
  4. Membuat kontur kelembapan udara (Relative Humidity) dan suhu udara, untuk memantau tingkat kebasahan atmosfer;
  5. Membuat prakiraan model tekanan, angin, kelembapan, suhu udara, vortisitas, dan curah hujan;
  6. Memperhatikan ada atau tidaknya badai tropis yang tumbuh di dekat perairan Indonesia;
  7. Memantau citra satelit awan dan radar awan atau hujan, untuk memantau distribusi awan dan hujan;
  8. Memprakirakan cuaca Nowcasting, 1 - 3 hari, dan 1 minggu kedepan.

I. Tahapan Pengamatan/monitoring data

Pada tahapan ini harus diperhatikan keadaan cuaca yang sudah terjadi, untuk keperluan ptakiraan harian digunakan data 24 jam, sedangkan untuk keperluan prakiraan jangka pendek dapat digunakan 6 - 12 jam yang lalu, hal ini dimaksudkan mengetahui perkembangan cuaca yang sudah terjadi, apakah keadaan cuaca yang sudah atau sedang terjadi dapat bertahan lama atau dapat terjadi kembali, sehingga seorang prakirawan mempunyai dasar pertimbangan awal untuk mengevaluasi dan menganalisa keadaan cuaca yang sudah dan sedang terjadi dan sebagai persiapan untuk memprakirakan cuaca yang akan terjadi.

II. Tahapan Analisa
  • Analisa Isobar / gambar garis tekanan udara (posisi troughridge, palung)
  • Analisa Streamline / gambar angin (konvergensi, divergensi, shearline)
  • Analisa Upper air / udara atas (ketebalan lapisan konvergensi, divergensi)
  • Analisa Gangguan Tropis
III. Tahapan Prakiraan / Prognosa
  1. Pola Tekanan Udara
  2. Pola angin lapisan permukaan, 700 milibar dan 500 milibar sebagai steering level
  3. Gangguan Tropis
  4. Posisi ITCZ
  5. Gelombang dingin Asia (indeks Surge)
  6. Palung tekanan rendah di utara dan selatan
  7. Citra Satelit (prakiraan global)
  8. Radar (prakiraan dalam skala lebih kecil)

Kamis, 10 Februari 2011

Prakiraan Cuaca untuk Orang Awam



Membuat prakiraan bagi orang awam yang belum dan tidak memahami meteorologi memang cukup sulit. Namun demikian bisa disiasati dengan memahami kondisi / fenomena sekitarnya. Hal ini hanya bisa digunakan untuk memprediksi atau memprakirakan kondisi sekarang / saat ini (nowcasting).

Sebagai contoh untuk memprediksikan/memprakirakan terjadinya fenomena hujan lebat hingga sangat lebat yang disertai kilat/petir dan angin kencang (Gusty/Squall/Puting Beliung).

Urutan memahami kondisi/fenomena adalah sebagai berikut :
  1. Musim apa yang sedang berlangsung saat ini (musim hujan, transisi/pancaroba atau kemarau). Apabila musim yang berlangsung saat ini adalah musim hujan atau transisi/pancaroba maka langkah selanjutnya poin 2;
  2. Amati dan cermati kondisi cuaca pada pagi hingga siang hari. Bila cuacanya cerah/cerah berawan dengan kondisi udara yang terik bahkan sangat terik pada siang harinya sehingga membuat kita terasa sangat "kepanasan/kegerahan". Artinya radiasi matahari dan proses penguapan yang terjadi cukup bahkan sangat besar dan optimal;
  3. Amati dan cermati keadaan dan kondisi perawanan (awan-awan) yang terjadi saat diamati, terutama awan-awan konvektif (Cumulus dan Cumulus Congestus);
  4. Amati dan cermati keadaan dan kondisi hembusan angin, apakah termasuk dalam kategori/kriteria Teduh - Gantle Breeze atau lebih besar. Jika kondisinya masuk dalam kategori/kriteria tersebut maka dimungkinkan adanya potensi pertumbuhan awan Cumulunimbus (Cb);
  5. Cermati dan rasakan apakah terjadi perubahan cuaca baik suhu udara, angin dan pertumbuhan awannya yang cukup drastis pada siang menjelang sore hari; dan
  6. Jika semua syarat terpenuhi maka berpotensi terbentuknya awan jenis Cumulonimbus (Cb) / awan gelap dan berpeluang terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat yang disertai kilat/petir dan angin kencang (Gusty/Squall/Puting Beliung) berdurasi singkat (pendek).

 

FENOMENA METEOROLOGI (bag. tiga)

3. HUJAN ES


Dalam ilmu meteorologi disebut juga hail, adalah presipitasi yang terdiri dari bola-bola es. Salah satu proses pembentukannya adalah melalui kondensasi uap air lewat dingin di atmosfer pada lapisan diatas freezing level. Es yang terjadi dengan proses ini biasanya berukuran besar. Karena ukurannya, walaupun telah turun ke aras yang lebih rendah dengan suhu yang relatif hangat tidak semuanya mencair. Hujan es tidak hanya terjadi di negara sub tropis, tapi juga bisa tejadi di daerah ekuator.

Proses lain yang dapat menyebabkan hujan adalah riming, dimana uap air lewat dingin tertarik ke permukaan benih-benih es. Karena terjadi pengembunan yag mendadak maka terjadilah es dengan ukuran yang besar. Hujan es disertai puting beliung berasal dari jenis awan bersel tunggal berlapis-lapis (Cb) dekat dengan permukaan bumi, dari multi sel awan, dan pertumbuhannya secara vertikal /menjulang tinggi keatas dengan luasan area horizontalnya sekitar 3-5 kilometer dan kejadiannya singkat berkisar antara 3 - 5 menit atau bisa juga 10 menit tapi jarang, jadi wajar klo peristiwa ini hanya bersifat lokal dan tidak merata, jenis awan berlapis-lapis ini menjulang kearah vertikal sampai dengan ketinggian 30.000 feet lebih, dan biasa berbentuk bunga kol dan disebut awan Cumulunimbus (Cb).


Gambar Butiran Hujan Es


FENOMENA METEOROLOGI (bag. satu)
FENOMENA METEOROLOGI (bag. dua)

FENOMENA METEOROLOGI (bag. dua)

2. THUNDERSTORM / BADAI GUNTUR

Thunderstorm, apaan tuh??Yuk kita berkenalan sejenak dengan fenomena meteorologi yang satu ini....!!!
  1. Thunderstorm merupakan fenomena cuaca yang terjadi dalam beberapa jam saja.
  2. Keadaan cuacanya ditandai dengan awan cumulunimbus (Cb) yang tumbuh vertikal / menjulang tinggi keatas, disertai huajn lebat dengan petir dan guntur. 
  3. Curah hujan biasanya sangat tinggi selama 5 - 10 menit pertama, kemudian makin berkurang. Situasi ini dapat berlangsung 30 menit sampai dua jam.
  4. Pada kondisi yang hebat, thunderstorm dapat menimbulkan tornado (semacam angin puting beliung skala besar, dengan kecepatan angin yang bisa diatas 100 m/detik) seperti yang banyak dijumpai di daerah-daerah lintang tengah seperti Amerika Serikat.
  5. Thunderstorm dapat terjadi jika salah satu dari beberapa kondisi berikut terpenuhi, yaitu :  
(a) ada pemanasan sangat intensif pada udara lembab,
(b) terjadi pengangkatan udara lembab yang tidak stabil akibat                halangan pegunungan,
(c) terjadi squall line akibat diskontinuitas

Rabu, 09 Februari 2011

FENOMENA METEOROLOGI (bag. satu)

Setiap fenomena meteorologi yang terjadi dilihat berdasarkan skala meteorologi. Sekilas mengenai skala meteorologi adalah dibagi dalam empat skala kategori, yaitu :
  1. Skala Mikro ( contoh proses didalam awan,termasuk proses pembentukan partikel es dalam awan);;
  2. Skala Meso ( contoh Tornado atau puting beliung, angin laut/darat);
  3. Skala Sinoptik (contoh siklon tropis, ITCZ "Inter Tropical Convergence Zone"); dan
  4. Skala Global ( contoh MJO "Meden Julian Oscilation", Dipole Mode, El Nino/La Nina).
Beberapa fenomena cuaca yang istilahnya sering muncul dalam masyarakat :


1. PUTING BELIUNG (Tornado Skala Kecil)

      Puting beliung terjadi pada :
      a. Pancaroba baik dari hujan ke kemarau maupun sebaliknya;
      bMusim penghujan dengan kriteria sebagai berikut :
  • 1- 2 hari atau lebih kondisi cuacanya clear atau panas, biasanya hujan pada hari berikutnya akan lebat disertai petir dan angin kencang;dan 
  • Biasanya pada pagi hari cerah dan berawan, maka sore harinya berpeluang terjadi angin kencang/puting beliung.      
Gambar Angin Puting Beliung
Sifat Angin Puting Beliung
  • Tidak ada prediksi secara spesifik, hanya peluang dalam batasan wilayah, setelah melihat atau merasakan tanda - tandanya baru bisa diprediksi 0.5 - 1 jam sebelumnya dengan tingkat keakuratan kurang dari 50 % (berdasarkan pengalaman);
  • Angin puting beliung hanya berasal dari awan Cumulusnimbus (Cb), bukan dari pergerakan angin monsun maupun pergerakan angin pada umumnya, sehingga dapat bergeser sesuai dengan tekanan tinggi ke tekanan rendah dalam skala luas;
  • Tidak semua jenis awan Cb menimbulkan puting beliung, karena sangat mikro maka sulit untuk membedakannya, secara teori puting beliung berasal dari jenis awan Cb bersel tunggal, super sel dan multisel, kesemuanya itu hanya dapat dilihat dilapangan terbuka bukan dari teori monsun atau model cuaca;
  • Suatu daerah atau tempat terlanda puting beliung maka kecil kemungkinan terjadi yang kedua kalinya, atau tidak ada puting beliung susulan karena berasal dari awan Cb yang sifat tumbuhnya tergantung dari intensitas konvektif yang juga sulit diperkirakan.
  • Sangat lokal;
  • Bergerak secara garis lurus;
  • Waktunya singkat sekitar 3 menit dan tiba-tiba;
  • Terjadi pada siang atau sore hari;
  • Malam jarang terjadi;
  • Puting Beliung sangat sulit diprediksi, namun tanda-tandanya dapat diketahui di luar rumah;
  • Terjadi pada tanah lapang yang vegetasinya kurang; dan
  • Jarang terjadi di daerah perbukitan atau hutan lebat
Tanda-tanda Datangnya Angin Puting Beliung
  • Satu hari sebelumnya, udara pada malam hari - pagi hari udaranya panas/pengap/sumu' (jawa);
  • Sekitar pukul 10.00 pagi terlihat tumbuh awan cumulus (awan berlapis-lapis), diantara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas bewarna abu-abu menjulang tinggi seperti bunga kol;
  • Tahap berikutnya adalah awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi hitam gelap;
  • Perhatikan pepohonan disekitar tempat kita berdiri, apakah ada dahan atau ranting yang sudah bergoyang cepat, jika ada maka hujan dan angin kencang sudah akan datang;
  • Terasa ada sentuhan udara dingin disekitar tempat kita berdiri;
  • Terdengar sambaran petir yang cukup keras, apabila indikator tersebut dirasakan oleh kita maka ada kemungkinan hujan lebat disertai petir dan angin kencang akan terjadi;
  • Jika 1 atau 3 hari berturut-turut tidak ada hujan pada musim penghujan, maka ada kemungkinan hujan deras yang pertama kali turun diikuti angin kencang baik yang masuk dalam kategori puting beliung maupun tidak;
Dampak Kerusakan Yang Ditimbulkan Angin Puting Beliung
  • Biasanya hanya menghatam rumah non permanen atau rumah yang beratap seng/asbes maupun pelepah daun nipah serta rumah bedeng;
  • Atap rumah berterbangan; dan
  • Pohon yang rapuh.

Jumat, 28 Januari 2011

Beberapa Pengertian Umum Dalam Meteorologi


Berikut ini adalah beberapa istilah yang sering digunakan di lingkungan instansi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam memberikan pelayanan Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika (MKUG) kepada masyarakat umum :
  1. Cuaca adalah kondisi atmosfer yang terjadi pada waktu dan tempat tertentu.
  2. Cuaca Ekstrim adalah kejadian cuaca yang tidak normal, tidak lazim yang dapat mengakibatkan kerugian terutama keselamatan jiwa dan harta.
  3. Bencana Alam adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang diakibatkan oleh cuaca ekstrim sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampka psikologis.
  4. Peringatan Dini Cuaca Ekstrim adalah serangkaian kegiatan pemvberian informasi sesegera mungkin kepada masyarakat yang berisikan tentang prediksi peluang terjadinya cuaca ekstrim.
  5. Analisis adalah kegiatan mengidentifikasikan prilaku gejala meteorologi hasil pengolahan data.
  6. Prediksi Cuaca Ekstrim adalah kegiatan untuk mengidentifikasi potensi gejala cuaca ekstrim yang akan terjadi dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) menit sebelum kejadian.
  7. Angin Kencang adalah angin dengan kecepatan diatas 25 (dua puluh lima) knots atau 45 (empat puluh lima) km/jam.
  8. Angin Puting Beliung adalah angin kencang yang keluar dari awan Cumulonimbus dengan kecepatan lebih dari 34.8 (tiga puluh empat koma delapan) knots atau 64.4 (enam puluh empat koma empat) kilometer (km)/jam dan terjadi dalam waktu singkat.
  9. Prakirawan Cuaca adalah personil yang bertugas membuat prakiraan cuaca.
  10. Hujan Lebat adalah hujan dengan intensitas paling rendah 50 (lima puluh) milimeter (mm)/24 (dua puluh empat) jam dan/atau 20 (dua puluh) milimeter (mm)/jam.
  11. Hujan Es adalah hujan yang berbentuk butiran es yang mempunyai garis tengah paling rendah 5 (lima) milimeter (mm) dan berasal dari awan Cumulonimbus.
  12. Jarak Pandang Mendatar Ekstrim adalah jarak pandang mendatar kurang dari 1000 (seribu) meter.
  13. Suhu Udara Ekstrem adalah kondisi suhu udara yang mencapai 3 derajat Celcius atau lebih diatas nilai normal setempat.
  14. Siklon Tropis adalah sistem tekanan rendah dengan angin berputar siklonik yang terbentuk di lautan wilayah tropis dengan kecepatan angin minimal 34.8 (tiga puluh empat koma delapan) knots atau 64.4 (enam puluh empat koma empat) kilometer (km)/jam disekitar pusat pusaran.
  15. Angin Puting Beliung di Lautan yang selanjutnya disebut Waterspout adalah angin kencang yang berputar dari awan Cumulunimbus dengan kecepatan lebih dari 34.8 (tiga puluh empat koma delapan) knots atau 64.4 (enam puluh empat koma empat) kilometer (km)/jam dan terjadi di laut dalam waktu singkat.
  16. Gelombang Laut Ekstrim adalah gelombang laut signifikan dengan ketinggian lebih besar dari atau sama dengan 2 (dua) meter.
  17. Gelombang Pasang (storm surge) adalah kenaikan permukaan air laut diatas normal akibat pengaruh angin kencang dan/atau penurunan tekanan atmosfer.
  18. Skala Lokal adalah fenomena meteorologi yang terjadi pada periode 1 (satu) menit sampai dengan 1 (satu) jam dengan jarak 1 (satu) kilometer (km) hingga 100 (seratus) kilometer (km).
  19. Skala Synoptik (regional) adalah fenomena meteorologi yang terjadi pada periode 1 (satu) hari sampai dengan 1 (satu) minggu dengan jarak 100 (seratus) kilometer (km) hingga 5000 (lima ribu) kilometer (km).
  20. Skala Planetary (global) adalah fenomena meteorologi yang terjadi pada periode 1 (satu) minggu dengan jarak 1000 kilometer (km) hingga 40000 kilometer (km).
disadur dari :  PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP. 009 TAHUN 2010

Selasa, 25 Januari 2011

Guidelines for Forecasting the Interaction of a Tropical System with a Baroclinic Through


These guidelines have been developed from the study of several trough/tropical system interactions off the east coast of North America.

1. Diagnose any baroclinic troughs that could potentially interact with the tropical system. Note their characteristics: speed; direction of movement; diffluent/confluent; tilt.  

2. Estimate when the 500mb vorticity maximum associated with the tropical system first encounters the strengthening 500mb flow east of the approaching baroclinic trough.  

3. The beginning of the extratropical transition process (ET) can be considered the approximate time the tropical system becomes absorbed into the 500mb stream.
 
4. The speed of the transitioning storm can be estimated by taking 3/4 of the geostrophic wind at 500 mb early in transition to 1/2 late in the transition process.
 
5. Deepening of the transitioning system is likely to begin when the approaching baroclinic trough axis moves to within 5° latitude of that system.
 
6. The direction of motion of the transitioning system is approximately the same direction as the 500mb wind before deepening and approximately 25° cross-contour towards lower heights during the deepening period.